LANDASAN
PENULISAN BUKU TEKS
Mata
Kuliah : Penulisan Buku Teks 1
Dosen :
Prof.Dr.H.Jumadi, M.Pd./ Noor Cahaya, M.Pd.

OLEH:
1.Budiman
Arifin (A1B114067)
2.Mariana
(A1B114075)
3.Niken
Indah Wardani (A1B114085)
4.Megawati
(A1B114032)
5.Noranisa
(A1B114088)
6.Mona
Julia (A1B114076)
7.Muhammad
Firdaus (A1B114080)
PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHSA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebutnama Allah SWT yang MahaPengasihlagiMahaPenyayang, kami panjatkanpujisyukur atas
kehadirat-Nya, yang telahmelimpahkanrahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas dari
dosen pengampu mata kuliah Menulis Buku Teks 1 yang berjudul “Landasan
Penulisan Buku teks”
Adapun
makalah ini telah kami usahakansemaksimalmungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak
sehingga
dapat memperlancarpembuatan
makalah
ini.Untuk itu kami
tidak lupamenyampaikanbanyakterimakasih kepada pihak yang telah membantu dalampembuatan makalah ini.Namun tidak lepas dari semua
itu, kami
menyadarisepenuhnya bahwa adakekurangan baik dari segipenyusunbahasanya maupun
segi lainnya.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Banjarmasin, 1 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
3.2 Saran.......................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum memulai cara penulisan buku teks pelajaran, kita
akan membahas sedikit apa itu buku? Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas
yang berisi tulisan (pesan atau informasi) lalu dijilid menjadi satu serta
diberi cover. Ada jumlah minimal halaman pada buku, menurut UNESCO, sebuah buku
harus memiliki jumlah halaman minimal 48 halaman. Buku memiliki banyak jenis
salah satunya buku berdasarkan peruntukkannya yang dibagi menjadi dua yaitu
buku sekolah dan buku umum. Buku teks pelajaran termasuk kedalam kategori buku
sekolah.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11
Tahun 2005 Pasal 1, buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan
di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan
dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan
kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
Buku teks pelajaran dapat digunakan oleh guru serta
siswa. Dalam penulisan buku teks pelajaran
ada standar yang harus dipenuhi antara lain: kelayakan isi, bahasa,
penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran. Selain itu dalam penulisan buku
teks ada beberapa landasan yang harus kita pahami.
2. Rumusan Masalah
1.
Apa saja landasan penulisan buku teks ?
2.
Apa pengertian landasan keilmuan ?
3.
Apa pengertian landasan ilmu pengetahuan
dan keguruan ?
4.
Apa pengertian landasan kebutuhan siswa
?
5.
Apa pengertian landasan keterbacaan
materi dan bahasa yang digunakan ?
3. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa saja landasan
penulisan buku teks
2.
Untuk mengetahui pengertian landasan
keilmuan
3.
Untuk mengetahui pengertian landasan
ilmu pengetahuan dan keguruan
4.
Untuk mengetahui pengertian landasan
kebutuhan siswa
5.
Untuk mengetahui landasan materi dan
bahasa yang digunakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
buku teks, ada
beberapa landasan yang perlu kita pahami yaitu landasan keilmuan, Dalam
penulisan landasan ilmu pendidikan dan keguruan, landasan kebutuhan siswa dan
landasan keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan. Landasan-landasan ini
berbeda dengan landasan penulisan buku pada umumnya, anda perlu memahami dengan
baik landasan-landasan tersebut.
1. Landasan Keilmuan
Dalam penulisan buku teks kita harus
memahami dan menguasai teori yang terkait dengan bidang keilmuan atau bidang
yang ditulisnya. Dengan demikian, penulis buku teks bahasa Indonesia harus
memahami dan menguasai teori yang terkait dengan bahasa Indonesia. Begitu juga
penulis buku teks lainnya.
Secara teknis, landasan keilmuan ini
meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan pendukung materi.
1) Aspek
keakuratan materi terlihat pada indikator berikut.
·
Setiap konsep, definisi, rumus, hukum,
dan sebagainya yang disajikan dalam buku teks harus tepat.
·
Materi yang disajikan harus autentik.
·
Konsep, definisi, rumus, hukum, dan
sebagainya yang disajikan dalam buku teks diperoleh dari prosedur yang tepat.
2) Aspek
cakupan materi diarahkan pada indikator berikut
·
Uraian materi pada buku teks terdapat
kesesuaian dengan standar kompetensi (SK) dan kometensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum.
·
Keluasan dan kedalaman materi sesuai
dengan substansi yang terdapat dalam SK dan KD serta tidak terjadi pengulangan
materi yang berlebihan.
3) Aspek
pendukung materi diarahkan pada indikator berikut.
·
Ada sajian materi yang sesuai dengan
perkembangan ilmu.
·
Adanya sajian materi yang memenuhi
syarat kemutakhiran yang terlihat pada wacana, contoh, dan latihan yang
disajikan.
·
Adanya wawasan produktivitas
·
Adanya sajian materi yang dapat
berwawasan kontekstual.
·
Adanya sajian materi yang dapat
merangsang keingintahuan (inquiry) siswa.
·
Adanya sajian materi yang dapat
mengembangkan kecakapan hidup (life skill).
·
Adanya sajian materi yang dapat
mengembangkan wawasan kebhinekaan (sosial budaya).
2. landasan Ilmu Pendidikan dan Keguruan.
Landasan kedua
yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan pendidikan
dan keguruan, terutama hal-hal yang terkait dengan hakikat belajar,
pembelajaran kontekstual, pembelajaran model pakem, dan pengembangan aktivitas,
kreativitas, dan motivasi siswa.
a.
Hakikat
Belajar
Belajar
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Perubahan perilaku tersebut ditandai
oleh cirri-ciri berikut,
·
Perubahan yang disadari dan disengaja
·
Perubahan yang berkesinambungan
·
Perubahan yang fungsional
·
Perubahan yang bersifat fositif
·
Perubahan yang bersifat aktif
·
Perubahan yang bersifat permanen
·
Perubahan yang bertujuan dan terarah
·
Perubahan tingkah laku secara
keseluruhan
b.
Pembelajaran
Kontekstual
Belajar
akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti
berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek.Akan tetapi, gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang.
Dalam
pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapat
tujuannya.Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada
memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang
baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru
datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru. Begitulah peran
guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontakstual.
·
Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu
proses pendidikan yang bertujuan momotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yag dipelajarinya dengan mangaikan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari hari.
·
Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan
Pendekatan Tradisional.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan
antara pendekatan kontekstual dengan pendekatan tradisional,
Pendekatan Kontekstual:
a) Menyadarkan
pada pemahaman makna
b) Pemilihan
informasi berdasarkan kebutuhan siswa
c) Siswa
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
d) Pembelajaran
dikaitkan dengan kehidupan nyata
e) Selalu
mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Pendekatan Tradisional:
a) Menyandarkan
pada hapalan
b) Pemilihan
informasi lebih banyak ditentukan oleh guru
c) Siswa
secara fasif menerima informasi, khususnya dari guru
d) Pembelajaran
sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan
e) Memberikan
tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan
·
Pemikiran Tentang Belajar.
1.
Proses belajar. Proses belajar dapat
mengubah struktur otak, perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring
dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang.
2.
Transfer belajar. Siswa belajar dari
mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain. Keterampilan dan
pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit).
Penting bagi siswa untuk mengetahui tujuan belajar dan bagaimana ia menggunakan
pengetahuan dan keterampilan itu.
3.
Siswa sebagai pembelajar. Tugas guru
memfasilitasi agar informasi baru bermakna. Memberi kesempatan kepada siswa
untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk
menerapkan strategi mereka sendiri
4.
Pentingnya lingkungan belajar. Belajar
efektif itu bermulai dari lingkungan belajar yang berppusat pada siswa. Umpan
balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.
Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
·
Penerapan Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dapat
diterapkan dalam berbagai kurikulum, berbagai bidang studi, dan kelas yang
bagaimanapun keadaanya.
·
Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual
1.
Kontruktivisme
2.
Inquiry
3.
Questioning (bertanya)
4.
Learning community (masyarakat belajar)
5.
Modeling (permodelan)
6.
Reflection (refleksi)
7.
Authentic assessment (penilaian yang
sebenarnya)
·
Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
1.
Kerjasama
2.
Saling menunjang
3.
Menyenangkan tidak membosankan
4.
Belajar dengan bergairah
5.
Pembelajaran terintegrasi
6.
Menggunakan berbagai sumber
7.
Siswa aktif
8.
Sharing dengan teman
9.
Siswa kritis guru kreatif
10.
Dinding dan lorong-lorong penuh dengan
hasil kerja siswa pete-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain
11.
Laporan kepada orang tua bukang hanya
raport, melainkan karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan
lain-lain.
c.
Pembelajaran
Model Pakem.
Pakem adalah akronim dari pembelajaran
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikan rupa sehingga siswa aktif
bertanya. Mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.Kreatif juga dimaksudkan agar
guru menciptakan pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa.Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada balajar sehingga waktu
curah perhatiannya tinggi. Efektif adalah pencapaian hasil yang harus dikuasai
siswa setelah proses pembelajaran. Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan
dalam penerapan pembelajaran model pakem yaitu:
1.
Memahami sifat yang dimiliki anak
2.
Mengenal anak secara perorangan
3.
Memanfaatkan perilaku anak dalam
pengorganisasian belajar
4.
Mengembangkan kemampuan berfikir kritis,
kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5.
Mengembangkan ruang kelas sebagai
lingkungan belajar yang menarik
6.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar
7.
Memberikan umpan balik yang baik yang
baik untuk mengingatkan pembelajaran
8.
Membedakan antara aktif secara fisik dan
aktif secara mental
d.
Pengembangan
Aktivitas, Kreativitas, Dan Motivasi Siswa.
Efektivitas pembelajaran banyak
bergantung kepada kesiapan dan cara belajar yang dilakkukan oleh siswa, baik
yang dilakukan secara mandiri maupun kelompok. Sehubungan dengan itu, sajian
dalam buku teks hendaknya dapat memandu dalam pengembangan aktivitas ,
kreativitas, dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.
3.
Landasan Kebutuhan Siswa.
Landasan ketiga
yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan kebutuhan
siswa.Hal itu dikarenakan landasan kebutuhan ini erat kaitannya dengan
motivasi, maka pemahaman tentang motivasi perlu diperdalam.
Motivasi
dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan
tingkat persistensi dan antusiasmennya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari
dalam diri individu maupun dari luar
individu tersebut. Untuk memahami tentang motivasi, terdapat beberapa teori
tentang motivasi yang dapat dijelaskan, antara lain:
1.
Teori
Abraham H.Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham pada
intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu
·
Kebutuhan fisiologikal, seperti rasa
lapar, haus, istirahat, dan seks
·
Kebutuhan rasa aman, tidak dalam arti
fisik semata, tetapi juga mental, psikologikal, dan intelektual
·
Kebutuhan akan kasih sayang
·
Kebutuhan akan harga diri, yang pada
umumnya tercermin dalam berbagai simbol
·
Aktualisasi diri, dalam arti tersediannya
kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam
dirinya sehingga berubah menjadi kamampuannya nyata.
Berbagai kebutuhan
manusia digolongkan sebagai rangkaian, bukan sebagai hierarki.
2. Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
McClelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk
mencapai prestasi yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan
kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
Menurut McClelland, karakteristik orang yang
berprestasi tinggi memiliki 3 ciri umum ,yaitu:
·
Sebuah preferensi untuk mengerjakan
tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat
·
Menyukai situasi-situasi ketika kinerja
mereka timbul karena upaya mereka sendiri, bukan karena faktor-faktor lain
seperti kemujuran misalnya
·
Menginginkan umpan balik tentang
keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi
rendah
3.
Teori
Clyton Alderfer
Teori Alderfer apabila disimak
lebih lanjut akan tampak bahwa :
a)
Makin tidak terpatuhinya suatu kebutuhan
tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya.
b)
Kuatnya keinginan untuk memuaskan
kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah
telah di puaskan.
c)
Sebaliknya, semakin sulit memuaskan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar pula keinginan untuk
memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.
4.
Teori
Herzberg (teori dua faktor)
Menurut
Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah
pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, dan
kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sementara itu, yang tergolong
faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan antara lain mencakup status sesorang
dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan
seseorang dengan rekan-rekan kerjanya, serta kondisi kerja dan system imbalan
yang berlaku.
5.
Teori
Victor H. Vroom (teori harapan)
Victor
H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “work and motivation” mengetengahkan
suatu teori yang disebutnya sebagai teori harapan. Menurutteori ini, motivasi
merupakan akibat dari suatu hasil dari yang ingin dicapai seseorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu dan jalan tampaknya tebuka untuk memperolehnya,
yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
6.
Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Dalam
hal ini, berlakulah apa yang dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan
bahwa manusia cenderung mengulangi perilaku yang mempunyai konsekuensi yang
menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengakibatkan perilaku yang
mengakibatkan timbulnya konsekuensi yang merugikan.
7. Teori Kaitan
Imbalan dengan Prestasi
Menurut
model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik yang bersifat internal maupun eskternal.
Faktor Internal :
Ø Persepsi
seseorang mengenai dirinya
Ø Harga
diri
Ø Harapan
pribadi
Ø Kebutuhan
Ø Keinginan
Ø Kepuasan
kerja, dan
Ø Prestasi
kerja yang dihasilkan
Faktor Eksternal:
Ø Jenis
dan sifat pekerjaan
Ø Kelompok
kerja tempat seseorang bergabung
Ø Organisasi
tempat mereka bekerja
Ø Situasi
lingkungan pada umumnya
Ø System
imbalan yang berlaku dan cara penerapannya
4.
Landasan Keterbacaan Materi dan Bahasa yang Digunakan
Landasan keempat
yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan keterbacaan
materi dan bahasa yang digunakan.Landasan ini diperlukan karena buku teks
merupakan sarana komunikasi siswa dalam pembelajaran.Sebagai sarana komunikasi,
materi dan redaksi sajian dalam buku teks harus bisa dipahami siswa.
Secara teknis, indikator yang mendukung aspek keterbacaan
materi dan bahasa yang digunakan dalam buku teks adalah komunikatif, dialogis
dan interaktif, lugas, keruntutan alur pikir, koherensi, kesesuaian dengan
kaidah bahasa Indonesia yang benar, penggunaan istilah dan symbol atau lambing
yang sesuai dengan perkembangan peserta didik.
a) Aspek
komunikatif terlihat pada penataan kalimatnya
b) Aspek
dialogis dan interaktif terlihat pada daya penulisannya
c) Aspek
lugas terlihat pada diksi atau pilihan katanya
d) Aspek
keruntutan alur pikir terlihat pada kronologi penalaran, konsep, teori,
definisi, rumus, dan kaidah yang terdapat dalam buku teks harus disajikan
dengan pola penalaran tertentu sehingga dapat diterima dengan akal sehat
e) Aspek
koherensi terlihat pada keterkaitan antar konsep, kegiatan, dan informasi yang
terdapat dalam sajian buku teks
f) Aspek
kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar terllihat pada ketetapan
penggunaan ejaan tanda baca, istilah, dan struktur kalimat.
g) Aspek
penggunaan istilah dan simbol atau lambing yang sesuai dengan perkembangan
peserta didik terlihat pada keberterimaan siswa terhadap istilah, simbol, atau
lambing yang digunakan dalam buku teks.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam penulisan buku teks, ada
beberapa landasan yaitu
·
Landasan
keilmuan, meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan pendukung materi
·
Landasan
ilmu pendidikan dan keguruan terkait dengan hakikat belajar, pembelajaran
kontekstual, pembelajaran model pakem, dan pengembangangan aktivitas,
kreativitas dan motivasi siswa
·
Landasan
kebutuhan siswa berkaitan dengan motivasi
·
Landasan
keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan, meliputi aspek komunikatif,
dialogis, lugas,keruntutan, koheransi, kesesuaian, penggunaan istilah dan simbol.
3.2 SARAN
Saran yang dapat
diberikan untuk pembaca yaitu
supaya memahami tentang landasan penulisan buku teks khususnya mengenai landasan keilmuan, landasan ilmu pendidikan dan kegiruan,
landasan kebutuhan siswa serta landasan keterbacaan materi dan bahasa yang
digunakan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Muslich, Masnur. 2009. Text Book
Writing: Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
·
http://dyka01.blogspot.co.id/2013/04/makalah-buku-teks.html?m=1
Nama : Mahmuda
BalasHapusNim : A1B114074
Dari kelompok 2
Mengapa landasan kebutuhan siswa berperan dalam penulisan buku teks? Apakah landasan kebutuhan siswa itu kaitannya hanya dengan motivasi atau ada kaitannya dengan hal lain? Trimakasih
Hal itu dikarenakan landasan kebutuhan siswa ini erat kaitannya dengan motivasi. Seperti kita tahu, motivasi itu bisa diartikan sebagai kekuatan seseorang yg dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dlm melaksanakan suatu kegiatan, baik yg bersumber dari dalam diri maupun dari luar. Seberapa kuat motivasi yg dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yg ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam kehidupan lainnya.
HapusIa, menurut sayang hanya dengan motivasi.
*saya
HapusNama:Eka Anggriani
BalasHapusNIM:A1B114013
Kelompok 5
Bagaimana dengan siswa yang memiliki keterbelakangan mental, apakah landasan-landasan dalam pembuatan buku teks juga seperti yang di atas? Jelaskan !
Terima kasih
Menurut saya, jika buku teks yang mereka gunakan adalah buku teks yang sama seperti buku pelajaran biasa maka landasan-landasan penulisan bukunya pun juga akan sama. Berbeda halnya jika mereka menggunakan buku teks yang ’’khusus’’ diperuntukkan untuk anak keterbelakangan mental, kemungkinan landasan penulisannya juga akan berbeda.
HapusTerima kasih atas jawabannya Mariana.
HapusNama : Rieska Ananda
BalasHapusNIM : A1B114095
Kelompok 1
Seperti yang diketahui landasan keilmuan meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan pendukung materi. Bagaimana apabila materi tidak akurat dan ketiga dasar keilmuan tidak terpenuhi ?
Saya akan menjawab pertanyaan dari sodari Rieska, menurut pendapat saya jika materi tidak akurat dan ketiga dasar keilmuan tidak terpenuhi maka dipastikan buku teks yang ditulis tersebut tidak mempunyai kualitas yang bagus. Jadi, jika anda ingin menulis buku teks maka hal utama yang harus diperhatikan adalah anda harus memahami dan menguasai teori yang terkait dalam bidang studi yang ingim anda tulis karena keakuratan materi merupakan ciri buku teks yg berkualitas.
BalasHapusTerimakasih
BalasHapusNama : Nur Rahmah
BalasHapusNim : A1B114090
kelompok 7
mengapa seorang siswa yang memiliki banyak buku teks/buku pelajaran cenderung memiliki prestasi yang baik? adakah hal ini berhubungan dengan "teori kaitan imbalan dengan prestasi" jelaskan!
menurut pendapat saya iya, dikarenakan siswa yang banyak memiliki buku teks ataupun pelajaran berpengaruh terhadap prestasinya, dan apabila buku itu bisa dipahaminya maka ilmu ataupun informasi yang dia miliki lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang sedikit memiliki buku ataupun tidak memiliki sama sekali
HapusAdakah hal ini berhubungan dengan teori kaitan imbalan dengan prestasi?
HapusDewi Herliani
BalasHapusA1B114068
Kelompok 6
Bagaimana perkembangan belajar untuk siswa kalau gurunya menerapkan pembelajaran kontekstual dalam mengajar atau guru yang langsung memberikan tugas kepada siswa tanpa memberi informasi, pengetahuan atau penjelasannya kepada siswa ?
Saya akan menjawab pertanyaan dari Dewi Herliani. pembelajaran kontekstual merupakan cara pembelajaran yang mengharuskan gurunya untuk memberikan strategi dan model pembelajaran yang menarik dalam kelas agar tidak membuat siswa merasa bosan atau tidak mau mengikuti pelajaran secara baik. dengan adanya pemebelajaran ini dapat mengaktifan suasana pembelajaran secara langsung, misalnya dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari yang melingkupi kehidupan siswa. dengan menyangkutkan kehidupan seahri-hari yang mereka alami mampu membuat siswa dapat merespon dengan baik. jadi guru harus memberikn informasi terlebih dahulu serta memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami siswa agar pengetahuannya dapat dipahaminya. terimakasih
HapusNama:Siti Fatimah
BalasHapusNIM: A1B114098
Kelompok 1
Pada zaman sekarang buku teks jarang digunakan dalam pembeljaran, tetapi menggunakan LKS. Yang saya tahu LKS adalah pendamping buku teks. Apakah landasan kebutuhan siswa sudah terpenuhi dengan tanpa buku teks?
buku teks memang sangat penting dalam pembelajaran namun pada pembelajaran juga dapat didukung dengan adanya LKS, tapi yang perlu digaris bawahi adalah LKS tidak seefektif buku teks pelajaran, landasan kebutuhan siswa itu sebenarnya berupa motivasi, jadi misalkan hnya menggunakan lks itu tidak apa-apa yang terpenting pembelajaran berjalan sesui kurikulum dan yang harus diingat yaitu motivasi dari pendidik yang membuat siswa terinspirasi dan tidak membuat siswa ketergantungan dengan LKS. apakah bisa diterima non?
Hapussaya akan menjawab pertanyaan dari Siti Fatimah , dalam makalah di jelaskan bahwa landasan kebutuhan siswa itu berkaitan erat dengan motivasi jadi menurut saya ada atau tanpa adanya buku teks itu tidak terlalu mempengaruhi selama siswa masih memiliki motivasi dalam belajar. Buku teks atau LKS hanya sebagai media atau sumber pembelajaran siswa untuk memenuhi suatu kompetensi sesuai dengan jenjang pendidikan yang sedang mereka temopuh. terimaksih
BalasHapusNama : Dita Aprillia
BalasHapusNim : A1B114012
Kelompok 4
Bagaimana caranya guru harus mengenal anak secara perorangan dan memahami sifat yang di miliki anak berbeda ketika guru sedang mengajar.
guru dapat melakukan evaluasi, dari hasil evaluasi tersebut seorang pendidik akan mampu membedakan dan mengelompokkan perbedaan sifat dan karakter siswa, mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif. selain itu, dapat pula pendidik memberikan tugas kelompok dan di dalam kelompok tersebut semua siswa harus berkerja sama, nah dari kelompok tersebut maka pendidik dapat menilai yang mana kelompok yang mampu bekerjasama dan dapat bertukar pendapat. apakah bisa diterima non?
BalasHapusNama : Nurul Hidayah
BalasHapusNim : A1B114092
Kelompok 2
Saya pernah membaca di internet mengenai model pembelajaran kontektual dan model pembelajaran pakem bisa dipadukan dalam KTSP lalu jika model pembelajaran kontektual dan model pembelajaran pakem apakah bisa dipadukan pada kurikulum 2013 sekarang? Jika bisa tolong berikan penjelasannya dan jika tidak tolong berikan penjelasannya!
Nama : Noranisa
HapusNim : A1B114088
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Nurul Hidayah, menurut beberapa sumber di internet yang sudah saya baca, model pembelajaran kontektual dan model pakem hanya bisa dipadukan di kurikulum KTSP 2006. Sementara untuk di kurikulum 2013 saya belum menemukan perpaduan antara keduanya itu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Purnama
BalasHapusNiM : A1B114042
Saya ingin bertanya. Mengapa perlu adanya landasan-landasan dalam pembuatan buku teks? Apakah landasan tersebut akan menjamin suatu keberhasilan seorang siswa atau seorang pengajar dalam kegiatan pembelajaran? Terimakasih
Terimakasih atas pertanyaannya saudari Purnama
HapusPerlunya landasan dalam pembuatan buku teks karena pada dasarnya buku teks sangat berbeda dengan buku-buku yang lainnya, buku teks dibuat memiliki tujuan untuk media penyampai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu landasan-landasan begitu penting dalam pembuatan buku teks agar buku teks tidak melenceng dari fungsinya sebagai media ajar.
Untuk pertanyaan kedua, jawabannya tidak, landasan tersebut tidak menjamin keberhasilan seorang siswa atau pengajar, tetapi tentu sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan pengajar atau siswa karena landasan itulah yang menjadi pembatas agar kegiatan pembelajaran tidak melenceng jauh. Saya katakan berpengaruh besar, tetapi tidak menjamin karena masih banyak unsur-unsur lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Terimakasih.
Seiring perkembangan pendidikan apakah dalam indikator dan kompetensi ada sebuah inovasi dan jik ada tolong sebutkan bentuk inovasinya. Terimakasih
BalasHapus