Jumat, 11 Maret 2016

Landasan Penulisan Buku Teks kel 3


LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS
Mata Kuliah : Penulisan Buku Teks 1
Dosen : Prof.Dr.H.Jumadi, M.Pd./ Noor Cahaya, M.Pd.


OLEH:
1.Budiman Arifin (A1B114067)
2.Mariana (A1B114075)
3.Niken Indah Wardani (A1B114085)
4.Megawati (A1B114032)
5.Noranisa (A1B114088)
6.Mona Julia (A1B114076)
7.Muhammad Firdaus (A1B114080)


PORGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHSA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2016

KATA PENGANTAR


Dengan menyebutnama Allah SWT yang MahaPengasihlagiMahaPenyayang, kami panjatkanpujisyukur atas kehadirat-Nya, yang telahmelimpahkanrahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dari dosen pengampu mata kuliah Menulis Buku Teks 1 yang berjudul “Landasan Penulisan Buku teks”
Adapun makalah ini telah kami usahakansemaksimalmungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancarpembuatan makalah ini.Untuk itu kami tidak lupamenyampaikanbanyakterimakasih kepada pihak yang telah membantu  dalampembuatan makalah ini.Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadarisepenuhnya bahwa adakekurangan baik dari segipenyusunbahasanya maupun segi lainnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Banjarmasin, 1 Maret 2016


Penyusun






DAFTAR ISI



 3.2      Saran.......................................................................................................................14








BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sebelum memulai cara penulisan buku teks pelajaran, kita akan membahas sedikit apa itu buku? Buku adalah kumpulan dari lembaran kertas yang berisi tulisan (pesan atau informasi) lalu dijilid menjadi satu serta diberi cover. Ada jumlah minimal halaman pada buku, menurut UNESCO, sebuah buku harus memiliki jumlah halaman minimal 48 halaman. Buku memiliki banyak jenis salah satunya buku berdasarkan peruntukkannya yang dibagi menjadi dua yaitu buku sekolah dan buku umum. Buku teks pelajaran termasuk kedalam kategori buku sekolah.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 Pasal 1, buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
Buku teks pelajaran dapat digunakan oleh guru serta siswa. Dalam penulisan buku teks pelajaran  ada standar yang harus dipenuhi antara lain: kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikaan buku teks pelajaran. Selain itu dalam penulisan buku teks ada beberapa landasan yang harus kita pahami.

2. Rumusan Masalah
1.      Apa saja landasan penulisan buku teks ?
2.      Apa pengertian landasan keilmuan ?
3.      Apa pengertian landasan ilmu pengetahuan dan keguruan ?
4.      Apa pengertian landasan kebutuhan siswa ?
5.      Apa pengertian landasan keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan  ?


3. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa saja landasan penulisan buku teks
2.      Untuk mengetahui pengertian landasan keilmuan
3.      Untuk mengetahui pengertian landasan ilmu pengetahuan dan keguruan
4.      Untuk mengetahui pengertian landasan kebutuhan siswa
5.      Untuk mengetahui landasan materi dan bahasa yang digunakan



























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 LANDASAN PENULISAN BUKU TEKS

            buku teks, ada beberapa landasan yang perlu kita pahami yaitu landasan keilmuan, Dalam penulisan landasan ilmu pendidikan dan keguruan, landasan kebutuhan siswa dan landasan keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan. Landasan-landasan ini berbeda dengan landasan penulisan buku pada umumnya, anda perlu memahami dengan baik landasan-landasan tersebut.

   1. Landasan Keilmuan

            Dalam penulisan buku teks kita harus memahami dan menguasai teori yang terkait dengan bidang keilmuan atau bidang yang ditulisnya. Dengan demikian, penulis buku teks bahasa Indonesia harus memahami dan menguasai teori yang terkait dengan bahasa Indonesia. Begitu juga penulis buku teks lainnya.
            Secara teknis, landasan keilmuan ini meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan pendukung materi.
1)     Aspek keakuratan materi terlihat pada indikator berikut.
·        Setiap konsep, definisi, rumus, hukum, dan sebagainya yang disajikan dalam buku teks harus tepat.
·        Materi yang disajikan harus autentik.
·        Konsep, definisi, rumus, hukum, dan sebagainya yang disajikan dalam buku teks diperoleh dari prosedur yang tepat.
2)     Aspek cakupan materi diarahkan pada indikator berikut
·        Uraian materi pada buku teks terdapat kesesuaian dengan standar kompetensi (SK) dan kometensi dasar (KD)  yang terdapat dalam kurikulum.
·        Keluasan dan kedalaman materi sesuai dengan substansi yang terdapat dalam SK dan KD serta tidak terjadi pengulangan materi yang berlebihan.
3)     Aspek pendukung materi diarahkan pada indikator berikut.
·        Ada sajian materi yang sesuai dengan perkembangan ilmu.
·        Adanya sajian materi yang memenuhi syarat kemutakhiran yang terlihat pada wacana, contoh, dan latihan yang disajikan.
·        Adanya wawasan produktivitas
·        Adanya sajian materi yang dapat berwawasan kontekstual.
·        Adanya sajian materi yang dapat merangsang keingintahuan (inquiry) siswa.
·        Adanya sajian materi yang dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill).
·        Adanya sajian materi yang dapat mengembangkan wawasan kebhinekaan (sosial budaya).

   2. landasan Ilmu Pendidikan dan Keguruan.

            Landasan kedua yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan pendidikan dan keguruan, terutama hal-hal yang terkait dengan hakikat belajar, pembelajaran kontekstual, pembelajaran model pakem, dan pengembangan aktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa.

a.      Hakikat Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang memengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Perubahan perilaku tersebut ditandai oleh cirri-ciri berikut,
·        Perubahan yang disadari dan disengaja
·        Perubahan yang berkesinambungan
·        Perubahan yang fungsional
·        Perubahan yang bersifat fositif
·        Perubahan yang bersifat aktif
·        Perubahan yang bersifat permanen
·        Perubahan yang bertujuan dan terarah
·        Perubahan tingkah laku secara keseluruhan

b.      Pembelajaran Kontekstual
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek.Akan tetapi, gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang.
Dalam pembelajaran kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapat tujuannya.Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas  sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. Sesuatu yang baru  datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontakstual.
·        Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan momotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yag dipelajarinya dengan mangaikan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari hari.
·        Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional.
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara pendekatan kontekstual dengan pendekatan tradisional,
   Pendekatan Kontekstual:
a)     Menyadarkan pada pemahaman makna
b)     Pemilihan informasi  berdasarkan kebutuhan siswa
c)     Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
d)     Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata
e)     Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
   Pendekatan Tradisional:
a)     Menyandarkan pada hapalan
b)     Pemilihan informasi lebih banyak ditentukan oleh guru
c)     Siswa secara fasif menerima informasi, khususnya dari guru
d)     Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis, tidak bersandar pada realitas kehidupan
e)     Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan


·        Pemikiran Tentang Belajar.
1.      Proses belajar. Proses belajar dapat mengubah struktur otak, perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang.
2.      Transfer belajar. Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian orang lain. Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit). Penting bagi siswa untuk mengetahui tujuan belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
3.      Siswa sebagai pembelajar. Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri
4.      Pentingnya lingkungan belajar. Belajar efektif itu bermulai dari lingkungan belajar yang berppusat pada siswa. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
·        Penerapan Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum, berbagai bidang studi, dan kelas yang bagaimanapun keadaanya.
·        Tujuh Komponen Pembelajaran Kontekstual
1.      Kontruktivisme
2.      Inquiry
3.      Questioning (bertanya)
4.      Learning community (masyarakat belajar)
5.      Modeling (permodelan)
6.      Reflection (refleksi)
7.      Authentic assessment (penilaian yang sebenarnya)
·        Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
1.      Kerjasama
2.      Saling menunjang
3.      Menyenangkan tidak membosankan
4.      Belajar dengan bergairah
5.      Pembelajaran terintegrasi
6.      Menggunakan berbagai sumber
7.      Siswa aktif
8.      Sharing dengan teman
9.      Siswa kritis guru kreatif
10. Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa pete-peta, gambar, artikel, humor, dan lain-lain
11. Laporan kepada orang tua bukang hanya raport, melainkan karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dan lain-lain.

c.      Pembelajaran Model Pakem.
Pakem adalah akronim dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikan rupa sehingga siswa aktif bertanya. Mempertanyakan dan mengemukakan gagasan.Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan pembelajaran yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada balajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Efektif adalah pencapaian hasil yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran. Ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam penerapan pembelajaran model pakem yaitu:

1.                        Memahami sifat yang dimiliki anak
2.                        Mengenal anak secara perorangan
3.                        Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4.                       Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
5.                        Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6.                        Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7.                        Memberikan umpan balik yang baik yang baik untuk mengingatkan pembelajaran
8.                        Membedakan antara aktif secara fisik dan aktif secara mental

d.      Pengembangan Aktivitas, Kreativitas, Dan Motivasi Siswa.
Efektivitas pembelajaran banyak bergantung kepada kesiapan dan cara belajar yang dilakkukan oleh siswa, baik yang dilakukan secara mandiri maupun kelompok. Sehubungan dengan itu, sajian dalam buku teks hendaknya dapat memandu dalam pengembangan aktivitas , kreativitas, dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

3. Landasan Kebutuhan Siswa.

            Landasan ketiga yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan kebutuhan siswa.Hal itu dikarenakan landasan kebutuhan ini erat kaitannya dengan motivasi, maka pemahaman tentang motivasi perlu diperdalam.
            Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmennya dalam melaksanakan  suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu  maupun dari luar individu tersebut. Untuk memahami tentang motivasi, terdapat beberapa teori tentang motivasi yang dapat dijelaskan, antara lain:

1.      Teori Abraham H.Maslow (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat  atau hierarki kebutuhan, yaitu
·        Kebutuhan fisiologikal, seperti rasa lapar, haus, istirahat, dan seks
·        Kebutuhan rasa aman, tidak dalam arti fisik semata, tetapi juga mental, psikologikal, dan intelektual
·        Kebutuhan akan kasih sayang
·        Kebutuhan akan harga diri, yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol
·        Aktualisasi diri, dalam arti tersediannya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kamampuannya nyata.
Berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian, bukan sebagai hierarki.


2.      Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
McClelland dikenal dengan teori kebutuhan untuk mencapai prestasi yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.
Menurut McClelland, karakteristik orang yang berprestasi tinggi memiliki 3 ciri umum ,yaitu:
·  Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan derajat kesulitan moderat
·  Menyukai situasi-situasi ketika kinerja mereka timbul karena upaya mereka sendiri, bukan karena faktor-faktor lain seperti kemujuran misalnya
·  Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang berprestasi rendah

3.      Teori Clyton Alderfer
Teori Alderfer apabila disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
a)     Makin tidak terpatuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya.
b)     Kuatnya keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi semakin besar apabila kebutuhan yang lebih rendah telah di puaskan.
c)     Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar pula keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

4.      Teori Herzberg (teori dua faktor)
Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, dan kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sementara itu, yang tergolong faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan antara lain mencakup status sesorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan atasannya, hubungan seseorang dengan rekan-rekan kerjanya, serta kondisi kerja dan system imbalan yang berlaku.


5.      Teori Victor H. Vroom (teori harapan)
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “work and motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai teori harapan. Menurutteori ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil dari yang ingin dicapai seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan  sesuatu dan jalan tampaknya tebuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.

6.  Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku
Dalam hal ini, berlakulah apa yang dikenal dengan hukum pengaruh yang menyatakan bahwa manusia cenderung mengulangi perilaku yang mempunyai konsekuensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan perilaku yang mengakibatkan perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekuensi yang merugikan.

7. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi
Menurut model ini, motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eskternal.
Faktor Internal :
Ø  Persepsi seseorang mengenai dirinya
Ø  Harga diri
Ø  Harapan pribadi
Ø  Kebutuhan
Ø  Keinginan
Ø  Kepuasan kerja, dan
Ø  Prestasi kerja yang dihasilkan
Faktor Eksternal:
Ø  Jenis dan sifat pekerjaan
Ø  Kelompok kerja tempat seseorang bergabung
Ø  Organisasi tempat mereka bekerja
Ø  Situasi lingkungan pada umumnya
Ø  System imbalan yang berlaku dan cara penerapannya

4. Landasan Keterbacaan Materi dan Bahasa yang Digunakan

            Landasan keempat yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku teks adalah landasan keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan.Landasan ini diperlukan karena buku teks merupakan sarana komunikasi siswa dalam pembelajaran.Sebagai sarana komunikasi, materi dan redaksi sajian dalam buku teks harus bisa dipahami siswa.
            Secara teknis, indikator yang mendukung aspek keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan dalam buku teks adalah komunikatif, dialogis dan interaktif, lugas, keruntutan alur pikir, koherensi, kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar, penggunaan istilah dan symbol atau lambing yang sesuai dengan perkembangan peserta didik.
a)     Aspek komunikatif terlihat pada penataan kalimatnya
b)     Aspek dialogis dan interaktif terlihat pada daya penulisannya
c)     Aspek lugas terlihat pada diksi atau pilihan katanya
d)     Aspek keruntutan alur pikir terlihat pada kronologi penalaran, konsep, teori, definisi, rumus, dan kaidah yang terdapat dalam buku teks harus disajikan dengan pola penalaran tertentu sehingga dapat diterima dengan akal sehat
e)     Aspek koherensi terlihat pada keterkaitan antar konsep, kegiatan, dan informasi yang terdapat dalam sajian buku teks
f)      Aspek kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar terllihat pada ketetapan penggunaan ejaan tanda baca, istilah, dan struktur kalimat.
g)     Aspek penggunaan istilah dan simbol atau lambing yang sesuai dengan perkembangan peserta didik terlihat pada keberterimaan siswa terhadap istilah, simbol, atau lambing yang digunakan dalam buku teks.




BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam penulisan buku teks, ada beberapa landasan yaitu
·        Landasan keilmuan, meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan pendukung materi
·        Landasan ilmu pendidikan dan keguruan terkait dengan hakikat belajar, pembelajaran kontekstual, pembelajaran model pakem, dan pengembangangan aktivitas, kreativitas dan motivasi siswa
·        Landasan kebutuhan siswa berkaitan dengan motivasi
·        Landasan keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan, meliputi aspek komunikatif, dialogis, lugas,keruntutan, koheransi, kesesuaian, penggunaan istilah dan simbol.

3.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk pembaca yaitu supaya memahami tentang landasan penulisan buku teks khususnya mengenai landasan keilmuan, landasan ilmu pendidikan dan kegiruan, landasan kebutuhan siswa serta landasan keterbacaan materi dan bahasa yang digunakan.





















DAFTAR PUSTAKA

·         Muslich, Masnur. 2009. Text Book Writing: Dasar-Dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
·         http://dyka01.blogspot.co.id/2013/04/makalah-buku-teks.html?m=1

25 komentar:

  1. Nama : Mahmuda
    Nim : A1B114074
    Dari kelompok 2
    Mengapa landasan kebutuhan siswa berperan dalam penulisan buku teks? Apakah landasan kebutuhan siswa itu kaitannya hanya dengan motivasi atau ada kaitannya dengan hal lain? Trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hal itu dikarenakan landasan kebutuhan siswa ini erat kaitannya dengan motivasi. Seperti kita tahu, motivasi itu bisa diartikan sebagai kekuatan seseorang yg dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dlm melaksanakan suatu kegiatan, baik yg bersumber dari dalam diri maupun dari luar. Seberapa kuat motivasi yg dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yg ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam kehidupan lainnya.
      Ia, menurut sayang hanya dengan motivasi.

      Hapus
  2. Nama:Eka Anggriani
    NIM:A1B114013
    Kelompok 5
    Bagaimana dengan siswa yang memiliki keterbelakangan mental, apakah landasan-landasan dalam pembuatan buku teks juga seperti yang di atas? Jelaskan !
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, jika buku teks yang mereka gunakan adalah buku teks yang sama seperti buku pelajaran biasa maka landasan-landasan penulisan bukunya pun juga akan sama. Berbeda halnya jika mereka menggunakan buku teks yang ’’khusus’’ diperuntukkan untuk anak keterbelakangan mental, kemungkinan landasan penulisannya juga akan berbeda.

      Hapus
    2. Terima kasih atas jawabannya Mariana.

      Hapus
  3. Nama : Rieska Ananda
    NIM : A1B114095
    Kelompok 1
    Seperti yang diketahui landasan keilmuan meliputi keakuratan materi, cakupan materi, dan pendukung materi. Bagaimana apabila materi tidak akurat dan ketiga dasar keilmuan tidak terpenuhi ?

    BalasHapus
  4. Saya akan menjawab pertanyaan dari sodari Rieska, menurut pendapat saya jika materi tidak akurat dan ketiga dasar keilmuan tidak terpenuhi maka dipastikan buku teks yang ditulis tersebut tidak mempunyai kualitas yang bagus. Jadi, jika anda ingin menulis buku teks maka hal utama yang harus diperhatikan adalah anda harus memahami dan menguasai teori yang terkait dalam bidang studi yang ingim anda tulis karena keakuratan materi merupakan ciri buku teks yg berkualitas.

    BalasHapus
  5. Nama : Nur Rahmah
    Nim : A1B114090
    kelompok 7
    mengapa seorang siswa yang memiliki banyak buku teks/buku pelajaran cenderung memiliki prestasi yang baik? adakah hal ini berhubungan dengan "teori kaitan imbalan dengan prestasi" jelaskan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya iya, dikarenakan siswa yang banyak memiliki buku teks ataupun pelajaran berpengaruh terhadap prestasinya, dan apabila buku itu bisa dipahaminya maka ilmu ataupun informasi yang dia miliki lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang sedikit memiliki buku ataupun tidak memiliki sama sekali

      Hapus
    2. Adakah hal ini berhubungan dengan teori kaitan imbalan dengan prestasi?

      Hapus
  6. Dewi Herliani
    A1B114068
    Kelompok 6

    Bagaimana perkembangan belajar untuk siswa kalau gurunya menerapkan pembelajaran kontekstual dalam mengajar atau guru yang langsung memberikan tugas kepada siswa tanpa memberi informasi, pengetahuan atau penjelasannya kepada siswa ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan menjawab pertanyaan dari Dewi Herliani. pembelajaran kontekstual merupakan cara pembelajaran yang mengharuskan gurunya untuk memberikan strategi dan model pembelajaran yang menarik dalam kelas agar tidak membuat siswa merasa bosan atau tidak mau mengikuti pelajaran secara baik. dengan adanya pemebelajaran ini dapat mengaktifan suasana pembelajaran secara langsung, misalnya dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari yang melingkupi kehidupan siswa. dengan menyangkutkan kehidupan seahri-hari yang mereka alami mampu membuat siswa dapat merespon dengan baik. jadi guru harus memberikn informasi terlebih dahulu serta memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami siswa agar pengetahuannya dapat dipahaminya. terimakasih

      Hapus
  7. Nama:Siti Fatimah
    NIM: A1B114098
    Kelompok 1
    Pada zaman sekarang buku teks jarang digunakan dalam pembeljaran, tetapi menggunakan LKS. Yang saya tahu LKS adalah pendamping buku teks. Apakah landasan kebutuhan siswa sudah terpenuhi dengan tanpa buku teks?

    BalasHapus
    Balasan
    1. buku teks memang sangat penting dalam pembelajaran namun pada pembelajaran juga dapat didukung dengan adanya LKS, tapi yang perlu digaris bawahi adalah LKS tidak seefektif buku teks pelajaran, landasan kebutuhan siswa itu sebenarnya berupa motivasi, jadi misalkan hnya menggunakan lks itu tidak apa-apa yang terpenting pembelajaran berjalan sesui kurikulum dan yang harus diingat yaitu motivasi dari pendidik yang membuat siswa terinspirasi dan tidak membuat siswa ketergantungan dengan LKS. apakah bisa diterima non?

      Hapus
  8. saya akan menjawab pertanyaan dari Siti Fatimah , dalam makalah di jelaskan bahwa landasan kebutuhan siswa itu berkaitan erat dengan motivasi jadi menurut saya ada atau tanpa adanya buku teks itu tidak terlalu mempengaruhi selama siswa masih memiliki motivasi dalam belajar. Buku teks atau LKS hanya sebagai media atau sumber pembelajaran siswa untuk memenuhi suatu kompetensi sesuai dengan jenjang pendidikan yang sedang mereka temopuh. terimaksih

    BalasHapus
  9. Nama : Dita Aprillia
    Nim : A1B114012
    Kelompok 4

    Bagaimana caranya guru harus mengenal anak secara perorangan dan memahami sifat yang di miliki anak berbeda ketika guru sedang mengajar.

    BalasHapus
  10. guru dapat melakukan evaluasi, dari hasil evaluasi tersebut seorang pendidik akan mampu membedakan dan mengelompokkan perbedaan sifat dan karakter siswa, mana siswa yang aktif dan mana siswa yang pasif. selain itu, dapat pula pendidik memberikan tugas kelompok dan di dalam kelompok tersebut semua siswa harus berkerja sama, nah dari kelompok tersebut maka pendidik dapat menilai yang mana kelompok yang mampu bekerjasama dan dapat bertukar pendapat. apakah bisa diterima non?

    BalasHapus
  11. Nama : Nurul Hidayah
    Nim : A1B114092
    Kelompok 2
    Saya pernah membaca di internet mengenai model pembelajaran kontektual dan model pembelajaran pakem bisa dipadukan dalam KTSP lalu jika model pembelajaran kontektual dan model pembelajaran pakem apakah bisa dipadukan pada kurikulum 2013 sekarang? Jika bisa tolong berikan penjelasannya dan jika tidak tolong berikan penjelasannya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Noranisa
      Nim : A1B114088
      Saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudari Nurul Hidayah, menurut beberapa sumber di internet yang sudah saya baca, model pembelajaran kontektual dan model pakem hanya bisa dipadukan di kurikulum KTSP 2006. Sementara untuk di kurikulum 2013 saya belum menemukan perpaduan antara keduanya itu.

      Hapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Nama : Purnama
    NiM : A1B114042

    Saya ingin bertanya. Mengapa perlu adanya landasan-landasan dalam pembuatan buku teks? Apakah landasan tersebut akan menjamin suatu keberhasilan seorang siswa atau seorang pengajar dalam kegiatan pembelajaran? Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaannya saudari Purnama
      Perlunya landasan dalam pembuatan buku teks karena pada dasarnya buku teks sangat berbeda dengan buku-buku yang lainnya, buku teks dibuat memiliki tujuan untuk media penyampai ilmu pengetahuan. Oleh karena itu landasan-landasan begitu penting dalam pembuatan buku teks agar buku teks tidak melenceng dari fungsinya sebagai media ajar.

      Untuk pertanyaan kedua, jawabannya tidak, landasan tersebut tidak menjamin keberhasilan seorang siswa atau pengajar, tetapi tentu sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan pengajar atau siswa karena landasan itulah yang menjadi pembatas agar kegiatan pembelajaran tidak melenceng jauh. Saya katakan berpengaruh besar, tetapi tidak menjamin karena masih banyak unsur-unsur lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
      Terimakasih.

      Hapus
  14. Seiring perkembangan pendidikan apakah dalam indikator dan kompetensi ada sebuah inovasi dan jik ada tolong sebutkan bentuk inovasinya. Terimakasih

    BalasHapus